Kemarin, katanya, ia baru saja mengumumkan tersangka koruptor. Kasus ini membuat dirinya mengelus dada. KPK menetapkan Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi sebagai tersangka. Henri diduga terlibat suap-menyuap dalam pengadaan barang di instansinya tahun anggaran 2021-2023.
Padahal, per 1 Agustus besok, katanya, Henri akan menjalani masa pensiun. “Sedih, kan? Tragis,” ujar Alex.
“Seharusnya masa pensiun menikmati kebersamaan dengan cucu, tapi berhubung suatu hal, terpaksa berpisah dengan keluarga.”
Kasus serupa juga terjadi tahun lalu. Awal Juni 2022, KPK juga menangkap Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Lagi-lagi, penangkapan terjadi usai 12 hari Haryadi menjalani hari-hari pensiun. Haryadi terlibat kasus suap-menyuap.
Menurut Alex, korupsi masih menjadi persoalan berat di Indonesia. Meski sebagian pihak menilai Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan lembaganya dikritik sebagai “kampungan”, KPK tak akan pernah berhenti untuk menindak koruptor. “Jelas-jelas dia (penyelenggara negara) ‘terima’ duit, masak kita diamkan,” katanya.
Menangkap tersangka korupsi, menurutnya, bukanlah sebuah kebanggaan, bukan sebuah prestasi. Makanya, di tengah sikap skeptis orang terhadap OTT, KPK tidak akan berhenti.
Oleh karenanya, bagi Alex materi pendalaman tentang integritas melalui PAKU Integritas penting bagi penyelenggara negara. “Bapak/ibu punya tanggung jawab, karena tempat benteng moral bangsa ini. Kalau enggak bisa menjaga integritas, panutan kita siapa lagi,” katanya.
Ia menyebut bahwa Kemenag dan Kemendikbud adalah garda terdepan menjaga integritas bangsa ini. Di dunia pendidikan, misalnya, masih banyak orangtua mengajarkan secara tidak langsung sikap tidak berintegritas. Contoh yang masih hangat, terkait penerimaan siswa baru, banyak orangtua melakukan segala cara agar anaknya diterima di sekolah favorit—salah satunya titip Kartu Keluarga. (Baca: Keculasan di Balik Tembok Sekolah)
“Kalau dari awal anak-anak kita diajarkan cara curang, apa yang kita bisa harapkan ke depan?” katanya.
Kepada peserta pelatihan, ia menaruh harap agar tidak mencari tambahan-tambahan pendapatan selain yang diberikan negara. “Kerja saja yang baik. Ini yang menurut kami menjadi kunci untuk menjaga integritas,” katanya.
Kejadian korupsi di instansi pemerintah, menurutnya, karena ada “sesuatu yang salah”. “Orang mudahnya tidak khawatir dan takut untuk melakukan hal tercela, seperti korupsi pengadaan kitab suci,” ia menegaskan.