Di mata Master Jhon, kegiatan Roadshow Bus KPK juga “bukan hanya sebagai simbol, tetapi merupakan roh atau jiwa” yang membawa semangat budaya antikorupsi. Mengapa? “Karena membawa substansi mulai dari kampanye, sosialisasi, pencegahan dan pendidikan,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia sangat berharap pemda-pemda di Sumut bisa menindaklanjuti kegiatan serupa, berupa pengenalan nilai-nilai antikorupsi di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi.
Selain itu, “Per triwulan perlu dilakukan sosialisasi budaya antikorupsi kepada organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai salah satu cara mengedukasi dan menanamkan rasa malu dan paham risiko dari tindakan koruptif,” ia menuturkan.
Penyuluh antikorupsi lain, Master Ridwan Simatupang, menuturkan, kegiatan Bus KPK memberi warna tersendiri dalam menularkan nilai-nilai antikorupsi, khususnya di masyarakat Sumut.
“Sesuai yang saya rasakan dan lihat, selain konsep acaranya yang bagus, pelaksanaan kegiatan juga begitu matang sebab kegiatan itu memiliki pengaruh positif, memberikan edukasi tentang nilai-nilai antikorupsi, baik bagi pelajar, masyarakat serat pejabat daerah sehingga dapat menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi dan integritas dengan cara yang menarik dan menyenangkan,” katanya.
Adapun Master Ayu Sinta mengatakan, kegiatan Bus KPK memberikan wawasan baru bagi masyarakat yang selama ini mungkin merasa asing dengan kegiatan kampanye antikorupsi.
Ia berharap kegiatan sosialisasi tersebut tidak berhenti di acara selebrasi saja, tapi perlu dibarengi dengan rencana-rencana aksi berikutnya; bagaimana peran instansi pemda dan masyarakat dalam edukasi antikorupsi ini. “Sehingga menjadikan (edukasi antikorupsi, red) sebuah budaya, bukan sekadar selebrasi,” ia menegaskan.
Agenda padat Bus KPK
Master Ainun Mardhiah, Ketua KomPAK Sumut, berbagi cerita bagaimana mereka dilibatkan dalam kegiatan Roadshow Bus KPK tersebut. Ia mendapat kabar kepastian bahwa para Paksi di Sumut dilibatkan dalam kegiatan Bus KPK pada 24 Juli lalu.
Master Ainun agak ragu sebetulnya kala itu. Satu hal yang menjadi kendala: bagaimana kolaborasi dengan tim Pemprov Sumut. Karena selama ini, “Kami merasa komunikasi yang dibangun antara KomPAK Sumut dengan Inspektorat Sumatera Utara sangat-sangat menyedihkan,” ia mengungkapkan.
Kondisi itu terjadi karena, “Audiensi yang kami bangun dengan Inspektorat terkait pengukuhan Paksi sampai saat itu belum ada perkembangannya,” ujarnya.
Akhirnya, ia menyampaikan uneg-uneg ke Master Sapto dari Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK untuk menyampaikan soal pengukuhan itu kepada Inspektorat. Akhirnya, pengukuhan itu pun terlaksana dengan baik.