Kabar KPK ke Pekanbaru sudah bukan rahasia lagi. Tanggal kedatangannya telah terpajang di beberapa lokasi strategis melalui dari baliho, spanduk, umbul-umbul, dan beberapa media sosialisasi di daerah tak ketinggalan menginformasikan.
Saat ditunggu itu tiba. Pada 20 September, sekitar pukul 15.00, bus biru warna-warni bertuliskan “Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi” memasuki Pekanbaru. Sopir memainkan suara khas klakson “basuri”, bus membelah jalanan kota.
“Sontak saja semua berdiri, bersorak melambaikan bendera dan tangan sebagai tanda gembira ria menyambut kedatangan Bus KPK,” cerita Master Eduar.
Tim rombongan Bus KPK disambut dengan pencak silat, ciri khas tradisi melayu Riau. Ada kegembiraan dan haru bercampur.
“Waktu itu saya sempat sedikit meneteskan air mata karena saya punya firasat dengan kedatangan Bus KPK di Riau akan terjadi perubahan besar di Riau,” kata Master Eduar.
Minimal dalam benak Master Eduar, keberadaan para Paksi semakin kuat. Rekan-rekan Paksi bisa bertambah percaya diri karena selama ini, sebagian masyarakat masih belum mengenal apa itu Paksi, apa itu Forpak Riau.
“Bak kata pepatah, kesempatan baik belum tentu datang untuk kedua kalinya. Kehadiran Bus KPK di Riau adalah sejarah baru bagi Forpak Riau dan Provinsi Riau. Kesempatan inilah yang rugi untuk kami sia-siakan,” katanya.
Ia mengaku bersyukur rekan-rekan di Forpak Riau sungguh kompak. Walau lebih banyak berdomisili di kabupaten lain, saat kegiatan berlangsung, mereka telah berkumpul di Pekanbaru. “Alhamdulillah semua teman-teman saya dari daerah bisa hadir,” ujarnya.
“Walau agendanya padat sekali, tidak ada yang tumbang, dan masih sehat dan setia bersama KPK, hehe,” canda Master Eduar.[]