Bus KPK dan Kenang-kenangan Penyuluh Antikorupsi Bengkulu

AKSI / BUS KPK DAN KENANG-KENANGAN PENYULUH ANTIKORUPSI BENGKULU

08 SEPTEMBER 2023

DAISY Novira menerima kabar bahagia itu awal tahun: Bengkulu akan menjadi kota pertama di Sumatera yang disambangi roadshow bus KPK.

Sebagai penyuluh antikorupsi bersertifikasi LSP KPK, Master Daisy, begitu ia karib disapa, merasakan sesuatu yang berbeda mendapat kabar itu. Master adalah sebutan untuk para penyuluh antikorupsi.

“Seperti menanti orang yang dirindukan dan sudah lama tidak ketemu datang…,” ujarnya kepada ACLC KPK, Selasa (5 September 2023).

Ini kali pertama Bengkulu disambangi bus KPK.

Bus biru, layaknya karakter kartun Bus Tayo, dengan stiker mencolok “Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi” pada tahun ini kembali menziarahi sejumlah kota/kabupaten di Indonesia.

Usai merampungkan acara di Jakarta dan sekitarnya, lalu Karawang dan Bandung, sejak Mei hingga Juli lalu, bus melanjutkan perjalanan ke Sumatera mulai 24 Agustus. Kota pertama yang dituju adalah Bengkulu.

Banyak persiapan dilakukan menyambut bus KPK. “Kami berupaya menyambut dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan,” cerita Daisy.

Awal tahun menerima kabar itu, barulah jadwal tertulis diterima pada April. Surat resmi rapat koordinasi dari KPK tiba ke Pemprov Bengkulu tertanggal 21 Maret.

Dari situlah, rapat-rapat pun dimulai, baik di Bengkulu maupun melalui Zoom bersama Direktorat Sosialisasi dan Kampanye KPK.

“Kami senang sekali Paksi (penyuluh antikorupsi) dilibatkan, sehingga bisa ikut ambil bagian dalam kampanye antikorupsi kepada masyarakat sekaligus memperkenalkan keberadaan forum,” tuturnya.

Di Bengkulu, sudah ada forum penyuluh antikorupsi. Namanya, Forum Penyuluh Antikorupsi Rafflesia Mekar Bengkulu (PAK RMB) yang dikukuhkan pada Juni 2022 oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Sejak Juli, PAK RMB bersiap diri menyambut bus KPK. Selain rapat-rapat bersama KPK, mereka juga rapat teknis dengan Inspektorat Provinsi, Sekda, dan seluruh organisasi perangkat daerah.

Berbeda dengan roadshow di Jawa, dalam perjalanan kali ini, bus KPK tinggal lebih lama. Acara di Bengkulu berlangsung 30 Agustus hingga 2 September.

Daisy dkk pun menyiapkan perangkat sosialisasi (perangsos) untuk mendukung aksi. KPK memberi kabar perangsos menipis, alhasil mereka menyiapkan secara mandiri, seperti block note, gantungan kunci, tempat minum, headband, leaflet, dan lain-lain.

“Awalnya kami menyiapkan tenda sarnafil secara swadana. Alhamdulillah, tenda kemudian difasilitasi oleh pemprov, bahkan meja kursi dan kipas angin,” kata Daisy.

Selain perangsos, yang utama dari paksi ialah dukungan orang. PAK RMB pun menggandeng para mahasiswa untuk terlibat. Grup WhatsApp dibikin sebagai wadah koordinasi.

Tak ada tema khusus yang diangkat PAK RMB dalam roadshow bus KPK ini. Intinya, kata Daisy, mereka ingin mengenalkan eksistensi forum dan mengajak masyarakat mengenal nilai-nilai antikorupsi.

“Dan, ingin menunjukkan bahwa bicara korupsi dan antikorupsi bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan,” katanya.

PAK RMB juga ingin menyebarluaskan tugas dan peran KPK dalam program pendidikan dan pencegahan korupsi. Karena selama ini, tugas KPK hanya dikenal masyarakat lewat penindakan atau penangkapan koruptor.

Menempuh 1.300 km

Kamis sore, 24 Agustus. Di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, bus diberangkatkan dengan semarak. Membawa misi luhur, menebarkan nilai-nilai integritas.

Tema utama misi roadshow bus tahun ini ialah “Hajar Serangan Fajar”. Tema ini diambil menyambut perhelatan politik akbar, yaitu pemilihan umum pada Februari 2024. KPK mengajak dan mengampanyekan untuk memilih calon pemimpin yang amanah, antikorupsi, dan berintegritas.

Tolak segala hal yang berbau politik uang. Praktik politik uang adalah pintu-pintu menuju perilaku-perilaku koruptif yang skalanya lebih besar.

Bus menempuh perjalanan sejauh 1.300 kilometer menuju Bengkulu. Pemda dan masyarakat menyambut gembira “tamu agung”.

“Terutama anak-anak sekolah yang daerahnya dilintasi bus KPK sangat antusias. Senang bisa menyambut kedatangan bus di Bengkulu,” ujar Daisy.

Ia bercerita sejak 27 Agustus, siang dan malam perwakilan PAK RMB telah bersiap-siap di perbatasan tiap-tiap kabupaten. Penyambutan itu dilakukan sampai di ibu kota Bengkulu.

Lapangan Merdeka Bengkulu menjadi titik kumpul utama.

Di hari kegiatan, anggota Paksi disebar. Terbagi di panggung utama, bus KPK, stan KPK, dan stan PAK RMB

“Udara di lapangan, khususnya di bawah tenda sangat panas,” kata Daisy. “Sehingga kami harus banyak minum air untuk menghindari dehidrasi.”

Namun, itu bukan menjadi kendala berarti.

“Dalam kondisi basah kuyup keringat, kami harus tetap tersenyum dan gembira menyambut pengunjung diselingi permainan spin dan Quiziz.”

“Meski lelah fisik, tapi hati senang,” Daisy bercerita tentang kondisi teman-teman Paksi bekerja.

Bahkan, sebagian paksi ada yang terserang demam ringan, pegal-pegal, dan sakit ringan, seperti sakit tenggorokan dan suara parau. “Ini karena banyak cuap-cuap di panggung. Overall, semuanya baik-baik saja,” canda Daisy.

Peran Paksi

Selain Daisy, ada pula Master Kheli, juga dosen di Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang ikut dalam hiruk pikuk acara.

Selama beberapa hari kegiatan roadshow bus KPK itu, ia merasakan aksi itu sebagai sesuatu yang luar biasa. “Sangat luar biasa bagi saya, acaranya keren, terus ketemu dengan orang-orang hebat,” kata Master Kheli.

Sementara itu, Master Ona yang sehari-hari bertugas di Inspektorat Kabupaten Muko Muko mengaku bahagia bisa berkolaborasi dengan PAK RMB dan KPK.

“Beberapa hari disibukkan dengan agenda yang sebelumnya belum pernah saya ikuti. Memberikan banyak pengalaman berharga,” kata Master Ona.

Ia berharap suksesnya acara roadshow bus antikorupsi di Bengkulu ini akan menjadi saksi sejarah di masa depan.

“Banyak kenangan dan pengalaman berharga yang saya dapatkan di sini bersama teman-teman Paksi dan tim KPK,” ujarnya.

Daisy mengapresiasi peran para Paksi RMB. Kegiatan ini makin memperkuat dan kesolidan forum yang dipimpinnya. Selain itu, pengalaman praktis langsung dirasakan paksi dalam menerangkan tentang apa itu korupsi dan nilai-nilai integritas.

Sebagai informasi, saat ini jumlah anggota Forum PAK RMB sekitar 35 orang, mereka tersebar di kota/kabupaten, seperti Bengkulu, Bengkulu Selatan, Seluma, Rejang Lebong, dan Muko Muko.

Adapun daerah yang belum memiliki paksi, antara lain Kabupaten Kaur, Benteng, Bengkulu Utara, Kepahiang, dan Lebong.

Di hari terakhir, 2 September, Daisy dkk pun mengantarkan rombongan bus KPK melanjutkan ke kota lain, yaitu Jambi.

“Sedih dirasakan oleh yang meninggalkan dan yang ditinggalkan,” tutur Daisy, “Serasa baru kemarin bertemu, lagi sayang-sayangnya, eh sudah harus berpisah.”

Dengan melibatkan para paksi di Bengkulu, menurut dia, artinya selama ini mereka tidak dibiarkan berjuang sendiri dalam pemberantasan korupsi. Ia merasakan betul kekuatan dari kolaborasi dalam kegiatan ini.

“Selamat jalan menjelajah Sumatera, tetap sehat dan semangat dalam menebarkan kebaikan.”

“Kami di sini terus melanjutkan perjuangan, aksi-aksi yang belum usai. Satu padu lawan korupsi,” tutur Daisy.[]