PEMILU 2024 harus dimanfaatkan #KawanAksi untuk menciptakan pemerintahan baru yang antikorupsi.
Dalam pemilu nanti, #KawanAksi tidak hanya memilih presiden atau wakil presiden, tapi juga anggota legislatif yang duduk di DPR atau DPRD dan kepala daerah.
Perlu #KawanAksi ketahui, data tindak pidana korupsi yang dicatat oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi berdasarkan profesi/jabatan menyebutkan, anggota DPR dan DPRD menempati posisi kedua dengan total 343 kasus. Jumlah ini sejak 2004 hingga 2022. Adapun kasus yang melibatkan kalangan swasta berada di peringkat teratas dengan jumlah 373 orang
Selanjutnya, kasus yang menjerat pejabat eselon I/II/III sebanyak 310 kasus, wali kota/bupati dan wakil berjumlah 155 kasus, kepala lembaga/kementerian 35 kasus, dan gubernur/wakil sebanyak 23 kasus.
Kondisi tersebut harus menjadi pelecut agar #KawanAksi terus berkontribusi membangun negara ini terbebas dari korupsi. Indonesia pasti bisa menjadi negara yang bersih dari korupsi jika setiap warga negara memilih para kandidat politik yang berintegritas.
#KawanAksi bisa menciptakan sistem pemerintahan antikorupsi dengan mendukung pemilu yang bersih sebagai berikut:
No Golput
Jangan memilih untuk menjadi golput. Jangan beranggapan bahwa satu suara tidak akan berpengaruh besar bagi negara. Bagaimana jika jumlah golput dalam pemilu sangat tinggi, padahal bisa digunakan untuk menyumbang suara kepada kandidat berintegritas.
Angka golput pada Pemilu 2019 termasuk yang terendah dibandingkan pemilu sebelumnya sejak 2004.
Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah masyarakat yang golput pada 2019 sebanyak 34,75 juta atau sekitar 18,02 persen dari total pemilih yang terdaftar. Sementara, pada 2014, jumlah golput sebanyak 58,61 juta orang atau 30,22 persen.
Maka, ayo dalam Pemilu 2024, angka tersebut harus lebih rendah lagi, syukur-syukur tidak ada golput. Sebab, golput akan memengaruhi politik berintegritas yang ingin dicapai.
Pro aktif
Jadilah pemilih cerdas yang pro aktif mencari informasi seputar tahapan pemilu dan juga peserta yang akan bersaing dalam pemilu. Pastikan #KawanAksi mengetahui secara pasti tanggal diadakannya pemilu.
Selain itu, lakukan pengecekan apakah nama #KawanAksi dan keluarga yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap. Jangan sampai, #KawanAksi terpaksa golput karena tidak terdaftar sebagai pemilih.
Setelah memastikan sudah terdaftar, saatnya #KawanAksi mengenal lebih dalam karakter, visi dan misi, serta program kerja para calon yang akan bersaing dalam pemilu. Jadilah pemilih cerdas yang akan memilih kandidat dan partai politik berintegritas. Jangan hanya memilih karena faktor “kedekatan” atau hanya nama itu yang dikenal tanpa melihat apakah orang tersebut memiliki integritas atau tidak dalam menjalankan tugasnya.
Hindari dan stop hoaks
Frekuensi hoaks selalu tinggi menjelang pemilu. Biasanya, hoaks beredar menggunakan aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp atau platform media sosial lain
Untuk mencegah penyebaran hoaks ini, pemerintah mengingatkan bahwa pembuat hoaks bisa dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Hargai pilihan orang lain
Menghargai pilihan orang lain sangatlah penting untuk menciptakan pemilu yang bersih dan sehat. #KawanAksi boleh saja mengemukakan pendapat tentang salah satu tokoh politik yang didukung. Namun, hargai lawan bicara #KawanAksi jika seandainya dia memilih tokoh lainnya.
Setiap orang memiliki pendapatnya sendiri. Tidak ada yang sepenuhnya benar dan salah. Sesuka apa pun #KawanAksi terhadap salah satu tokoh politik, #KawanAksi diharapkan tetap bisa bersikap objektif dan rasional. Tetap kenali program kerja dan visi misinya untuk memastikan bahwa tokoh politik tersebut akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan yang seharusnya.
BACA:
Tolak serangan fajar
“Serangan fajar kan rezeki, sayang dong kalau ditolak.” Menjelang pemilu, ada kalangan masyarakat yang menantikan “rezeki” ini, tetapi #KawanAksi harus berani menolak.
Selain itu, #KawanAksi juga bisa secara aktif melakukan pengaduan masyarakat adanya serangan fajar yang dilakukan tokoh politik tertentu.
Pengaduan masyarakat sangat berperan penting dalam pemberantasan korupsi.
Kawal Pemilu
#KawanAksi sebaiknya ikut mengawal hasil akhir pemilu. Caranya, yaitu dengan aktif mengikuti kegiatan penghitungan suara di TPS tempat #KawanAksi mencoblos.
Memang, di setiap TPS pasti sudah ada saksi dan pengawas. Namun, jika semua masyarakat aktif berpartisipasi mengawal hasil akhir pemilu, kemungkinan terjadinya kecurangan dalam penghitungan suara dapat dicegah.
Menciptakan pemilu yang bersih untuk mendapatkan pemimpin berintegritas tidak dapat dicapai jika hanya niat. #KawanAksi juga harus aktif berperan serta dalam berbagai aktivitas untuk mendukung jalannya pemilu yang bersih.
Sudah siap untuk menentukan pilihan pada pemilu mendatang?*