AKSI / KISAH PAKSI YESSI MENYULUH ANTIKORUPSI DI BIMBINGAN PERKAWINAN PRA NIKAH
Insersi nilai-nilai antikorupsi terus dilakukan oleh Penyuluh Antikorupsi (Paksi) baik di pekerjaan maupun keseharian mereka. Salah satunya Paksi Yessy Marga Safitri yang menggunakan kesempatan bimbingan perkawinan pra nikah untuk menyampaikan nilai antikorupsi kepada para calon pengantin.
Bertugas sebagai Penyuluh Keluarga Berencana di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Lampung, Yessy kerap diundang Kementerian Agama untuk memberikan bimbingan pra nikah bagi para pasangan calon pengantin. Di hadapan sekitar 10 pasang calon pengantin, Yessy menjelaskan tentang kesehatan reproduksi dan 8 fungsi keluarga, yaitu fungsi agama, kasih sayang, perlindungan, sosial budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
"Saya memasukkan unsur-unsur pendidikan antikorupsi di bagian fungsi agama, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi," kata perempuan 32 tahun ini dalam perbincangan dengan ACLC beberapa waktu lalu.
Berbicara mengenai fungsi agama dalam keluarga, Yessy menjelaskan konsep keagamaan dan betapa pentingnya menanamkan nilai Ketuhanan yang Maha Melihat kepada anak. Dengan nilai ini, anak-anak akan selalu jujur karena menyadari bahwa semua perbuatannya disaksikan oleh Yang Maha Kuasa. Harapannya, kejujuran ini terbawa hingga dewasa sehingga mencegahnya untuk korupsi.
Dalam fungsi sosial budaya dalam keluarga, Yessy juga menanamkan nilai integritas yaitu kejujuran dan gotong royong kepada para calon pasutri. Nilai-nilai integritas ini harus dimiliki oleh calon ayah dan ibu, agar bisa ditularkan melalui pendidikan kepada anak-anak mereka.
"Orang tua adalah guru pertama seorang anak. Mereka harus memahami nilai integritas dan antikorupsi lalu mengajarkannya kepada anak untuk menciptakan pribadi yang jujur," kata Yessy.
Sedangkan dalam fungsi ekonomi di keluarga, Yessi menjelaskan peran penting istri dalam mencegah korupsi. Istri harus menjadi penjaga integritas di keluarga, agar suaminya membawa rezeki yang halal, bukan dari hasil korupsi. "Istri harus tahu pendapatan suaminya berapa dan dari mana saja," tuturnya.
Yessy adalah satu dari 2.262 Paksi yang tersebar di seluruh Indonesia saat ini. Berasal dari berbagai latar belakang dan profesi, para Paksi ini bertugas menjadi perpanjangan tangan KPK dalam menyampaikan pendidikan antikorupsi ke seluruh lapisan masyarakat. Tidak melulu melalui pembelajaran resmi, penyuluhan antikorupsi juga disampaikan para Paksi dengan cara yang kreatif, misalnya dengan dongeng atau puisi.
Apa pun caranya, semangat antikorupsi menjadi misi Paksi untuk dibagikan. Bagi Yessy, pengetahuan tentang integritas dan antikorupsi harus dimiliki dan dikobarkan di dalam keluarga-keluarga baru Indonesia. Harapannya, melalui keluarga berintegritas ini akan lahir generasi-generasi baru yang antikorupsi.
"Kita harus mencegah korupsi sedini mungkin, salah satunya melalui calon-calon keluarga yang akan menghasilkan generasi baru. Para orang tua ini kami didik untuk menanamkan nilai integritas ke anak-anak mereka, agar terinternalisasi dan terus berlanjut," ujar Yessy.