Apa yang bisa dilakukan orangtua, terutama ayah dalam perkembangan moral anak?
Latihlah kejujuran
Hal paling mendasar dari nilai-nilai integritas adalah jujur. Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana dalam sebuah kesempatan mengatakan, jika sulit menerapkan sembilan nilai integritas, ambillah satu nilai saja. "Jujur bukannya dihafal, tapi diterapkan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kalau jujur bisa diterapkan di mana saja, insyaallah delapan nilai lainnya akan mengikuti," kata Wawan.
Peneliti Angela D. Evans dan Kang Lee dari laporan risetnya "Emergence of Lying in Very Young Children" (2013) menyebutkan berbohong adalah perilaku manusia yang pervasif (terinternalisasi dalam diri secara dalam) pada orang dewasa. Namun, kemunculan berbohong seseorang, bahkan sejak usia muda antara 2-3 tahun. "Kemampuan berbohong berkaitan dengan perkembangan kognitif," laporan menyebutkan.
Konteks berbohong tersebut, menurut laporan, antara anak kecil dengan orang dewasa atau anak yang lebih tua tentu jelas berbeda. Anak usia dini bukan berbohong karena menyatakan suatu hal dengan maksud untuk menanamkan keyakinan yang salah kepada pendengarnya.
Fakta berbohong itu adalah bagian normal dari perkembangan anak kecil usia 2-3 tahun, kata Direktur Parenting Institute di New York University Child Study Center, Richard Gallagher. Namun, bukan berarti orangtua mengabaikannya. Orangtua tetap harus mengajarkan nilai-nilai kejujuran.
"Anak-anak prasekolah terlalu muda untuk memahami dengan tepat apa itu kebohongan," kata Gallagher, "Mereka tidak sengaja mendistorsi kebenaran…itu adalah ekspresi imajinasi mereka yang kaya."
Maka dari itu, orangtua janganlah bereaksi berlebihan dan menyebut anak sebagai pembohong—bahkan di usia berapapun; anak-anak di tahun awal sekolah antara usia 5-7 tahun, mereka berbohong karena ingin menghindari hukuman atau tanggung jawab.
Penulis buku The Truth About Lying: Teaching Honesty to Children at Every Age and Stage juga psikolog anak McGill University Victoria Talwar mengatakan, penting untuk menanamkan kejujuran pada anak-anak.
"Waktu terbaik untuk membahas pentingnya kejujuran dan kebenaran ialah saat Anda dan anak Anda tenang dan santai, bukan di saat Anda baru saja memergoki anak Anda berbohong," tutur Talwar.
Talwar merekomendasikan trik sederhana. Untuk anak kecil, menjelaskan definisi sederhana dari sebuah kejujuran sudah cukup; singkat saja. Untuk anak yang lebih besar dan remaja, katanya, dapat melalui diskusi yang lebih rinci tentang apa artinya jujur kepada diri sendiri dan orang lain.
"Cerita adalah alat yang hebat untuk melakukan dialog ini," ujarnya.
Gunakanlah bahasa yang sesuai dengan usia anak untuk menjelaskan suatu hal atau kondisi tanpa mencoba untuk menutupinya. Beri tahu anak bahwa dengan kejujuran akan menghindarkan dari perbuatan tercela, seperti perilaku koruptif di kemudian hari.
Tentu saja, Talwar tak melupakan bahwa teladan adalah praktik terbaik dari penanaman kejujuran. "Bagi orang tua, bersikap jujur berarti terkadang kita harus mundur selangkah, berpikir sebelum berbicara," katanya. Termasuk, dalam hal berjanji. Berkomitmenlah pada sebuah janji kepada anak, sebab melanggarnya adalah pintu awal yang membahayakan kepercayaan anak kepada orangtua.