Pentingnya Paksi Melaporkan Rencana Aksi Antikorupsi di Aksesku Interaksi

AKSI / PENTINGNYA PAKSI MELAPORKAN RENCANA AKSI ANTIKORUPSI DI AKSESKU INTERAKSI

15 AGUSTUS 2022

Penyuluh Antikorupsi atau Paksi bukan hanya titel semata, tapi sebuah peranan yang diwujudkan dalam sebuah aksi nyata. Namun agar berbagai aksi edukasi antikorupsi terdokumentasikan dengan baik dan dapat menjadi pembelajaran, maka Paksi diharapkan dapat melaporkannya secara berkala di situs aplikasi Aksesku Interaksi.

Aksi penyuluhan telah tercantum dalam rencana aksi pada saat seseorang mendaftarkan diri menjadi Paksi. Untuk menjaga kompetensi Paksi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) KPK mensyaratkan Paksi untuk menjalankan penyuluhan antikorupsi minimal enam kali dalam tiga tahun.

Setelah tiga tahun, Paksi akan menjalani Recognition Current Competency (RCC) atau Pengakuan Kompetensi Terkini untuk memperpanjang sertifikasi Paksi atau resertifikasi. Dalam RCC dilakukan verifikasi rencana aksi pasca sertifikasi yang telah dijalankan dan dilaporkan oleh Paksi selama tiga tahun terakhir.

Ketua Komite Skema LSP KPK Sandri Justiana mengatakan setidaknya ada dua alasan mengapa pelaporan penyuluhan Paksi di Aksesku Interaksi sangat penting. Alasan pertama, pelaporan itu akan menjadi dokumentasi kegiatan Paksi. Kedua, data-data pelaporan akan menjadi acuan LSP KPK dalam memberikan penghargaan bagi para Paksi nantinya. Penghargaan ini merupakan apresiasi bagi Paksi karena telah bermitra dengan KPK dalam mengedukasi masyarakat.

Namun, Sandri mengingatkan, hanya kegiatan penyuluhan antikorupsi saja yang bisa dilaporkan di Aksesku Interaksi. "Suatu kegiatan yang bisa disebut dengan penyuluhan adalah ketika terjadi interaksi dengan kelompok sasaran," kata Sandri.

Sandri memaparkan, kegiatan penyuluhan yang dilaporkan ke Aksesku Interaksi bisa dibagi menjadi dua metode, yaitu luring (offline) atau daring (online). Kegiatan luring sudah jelas, yang berarti Paksi berinteraksi mengenai antikorupsi dengan kelompok sasaran di ruangan yang sama. Sementara kegiatan daring dibagi menjadi dua, yaitu synchronous dan asynchronous.

Sandri menjelaskan bahwa synchronous adalah kegiatan daring yang melibatkan interaksi antara Paksi dan kelompok sasaran menggunakan konferensi video, seperti melalui aplikasi Zoom atau Google Meet. Sementara asynchronous adalah kegiatan penyuluhan daring secara tidak langsung.

"Dengan asynchronous, Paksi tetap online, tetapi tidak secara langsung. Misalnya melalui Youtube, WhatsApp (WA), atau Instagram dengan materi-materi yang efektif dan berdampak," kata Sandri.

Metode Asynchronous juga bisa dilakukan Paksi dengan cara membentuk kelas online untuk elearning. Misalnya, lanjut Sandri lagi, melalui grup WA khusus mengenai pembelajaran antikorupsi yang disertai evaluasi. Berbagai aksi penyuluhan ini kemudian dilaporkan di Aksesku Interaksi dan mendapatkan poin.

"Apapun bentuknya, mau offline atau online, harus ada materi antikorupsi yang disampaikan. Nanti akan dicek oleh admin di Aksesku Interaksi seperti apa metodenya," kata Sandri.

Selain penyuluhan, Paksi juga bisa melaporkan pengembangan media pembelajaran di Aksesku Interaksi. Contoh pengembangan media pembelajaran adalah membuat poster penyuluhan yang diposting di Instagram. Dengan cara ini, Paksi bisa mendapatkan poin tambahan selain poin penyuluhan.

"Kami cukup bangga sudah banyak yang melakukan kegiatan pasca sertifikasi. Oleh karena itu, mari laporkan kegiatannya agar bisa saling menginspirasi di Aksesku Interaksi," ujar Sandri lagi.

Tertarik menjadi Paksi? ikuti tata cara pendaftarannya di sini.