Kolaborasi FORPAK Banten dan Guru PPKN Lahirkan Bincang Pelopor Aksi

AKSI / KOLABORASI FORPAK BANTEN DAN GURU PPKN LAHIRKAN BINCANG PELOPOR AKSI

24 NOVEMBER 2022

Kolaborasi mutlak diperlukan oleh Penyuluh Antikorupsi (Paksi) untuk memperluas wawasan, cakupan penyuluhan antikorupsi, dan memfasilitasi peran serta masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh Forum Penyuluh Antikorupsi (FORPAK) Banten yang berkolaborasi dengan para guru PPKN untuk membuat kegiatan diskusi menarik tentang antikorupsi dan integritas.

Dalam dua pekan terakhir, setiap harinya FORPAK Banten menghadirkan diskusi dengan materi-materi seputar antikorupsi di akun Youtube mereka dengan nama "Bincang Pelopor Aksi".

Sudah 12 episode yang dihadirkan pada Bincang Pelopor Aksi. Materi-materi yang dihadirkan mengacu kepada 15 materi pendidikan dasar antikorupsi yang ditetapkan oleh ACLC KPK, mulai dari penyebab korupsi, dampak korupsi, hingga indikator keberhasilan pemberantasan korupsi.

Ratu Syafitri, Ketua Forpak Banten, mengatakan pengisi materi sebagian besar adalah para guru PPKN yang sebelumnya telah mengikuti kegiatan Pelatihan Calon Penyuluh Antikorupsi (PELOPOR) ACLC KPK tahun ini. Mayoritas guru-guru tersebut telah tersertifikasi Paksi dan siap menularkan pengetahuannya.

"Kegiatan ini juga merupakan implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomor 40 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi Provinsi Banten dan Sesuai dengan Renja, DPA OPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," kata Ratu kepada ACLC.

"Sekaligus juga, kegiatan ini untuk pemberdayaan para penyuluh tersertifikasi dan guru PPKN," lanjut ASN Inspektorat Banten ini.

Ratu mengatakan, video diskusi berdurasi sekitar dua jam tersebut adalah salah satu bentuk upaya mereka dalam mewujudkan masyarakat yang berkarakter antikorupsi di Banten. Target penyuluhan mulai dari tenaga pendidik, peserta didik, ASN, pegawai BUMD, hingga masyarakat luas.

"Dengan tema implementasi 15 dasar antikorupsi, kami berharap kegiatan ini jadi bekal awal masyarakat untuk menjalani kehidupan sehari-hari," kata Ratu.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten dan Inspektorat Daerah Provinsi Banten. Agus Haryanto, Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (PPUD Madya) di Inspektorat Banten mengatakan kegiatan ini sangat penting dalam memberikan pendidikan antikorupsi.

"Kegiatan ini merupakan salah satu strategi pencegahan korupsi dan untuk menambah kompetensi Penyuluh Antikorupsi dalam sharing pengetahuan. Harapannya, mereka dapat menanamkan budaya antikorupsi kepada peserta didik sebagai tunas bangsa menuju Indonesia yg sejahtera," kata Agus yang juga pernah menjadi salah satu narasumber di kegiatan tersebut.

Hal yang sama disampaikan Bahrudin, PPUD Inspektorat Banten, yang mengatakan informasi yang disampaikan sangat penting untuk diketahui masyarakat. Bahkan, kata Bahrudin, pendidikan antikorupsi seharusnya dimulai dari tingkat taman kanak-kanak, dan ini adalah pekerjaan jangka panjang. "Semoga dalam setahun sampai tiga tahun ke depan, angka korupsi kita bisa menurun," kata Bahrudin.

Sedikit Tapi Bermakna

Ratu mengatakan, setelah 15 materi dasar antikorupsi seluruhnya dipaparkan dalam Bincang Pelopor Aksi, mereka akan mengevaluasi untuk melakukan peningkatan. Mereka akan menjajaki pengetahuan-pengetahuan apa lagi yang dibutuhkan masyarakat Banten tentang antikorupsi.

"Yang terpenting adalah kesinambungan, harus dilakukan secara terus menerus, kalau bisa lebih ditingkatkan," ujar Ratu.

Di antara materi yang mungkin akan dibahas di masa mendatang adalah soal desa antikorupsi, internalisasi pendidikan antikorupsi di sekolah, hingga materi antikorupsi untuk pelayanan badan usaha.

Ratu mengajak para Paksi Banten untuk terus semangat dalam menyuarakan antikorupsi melalui sarana ini. Jangan pernah surut, kata Ratu, walau mungkin penonton di Youtube tidak terlalu banyak. Barangkali dari yang sedikit itu, akan membuahkan hasil yang bermakna.

"Kami akan tetap menggelar kegiatan ini, walau audience-nya mungkin hanya 15 atau 20 orang. Karena siapa tahu, dari 15-20 orang ini akan menjadi pencerah antikorupsi pada 5-10 tahun mendatang," kata Ratu.