Suharsono mengatakan lagu tersebut hanya sebagian kecil dari budaya Jawa yang memiliki nilai-nilai antikorupsi. Jika ditilik lagi, kata dia, banyak juga lagu Jawa yang punya maksud luhur seperti "Dondong apa Salak" .
Selain lagu, ada bait-bait puisi atau tembang Jawa yang juga kaya akan nilai pembelajaran. Aniek Juliarini, Paksi dan narasumber dari PAK Siji, mengatakan puisi Jawa yang disebut macapat mengandung pitutur luhur atau nasihat-nasihat baik yang bisa disimak.
"Macapat merupakan salah satu kesenian Jawa yang sudah ada sejak Kesultanan Demak, diciptakan oleh para Wali. Seluruhnya ada 11 tembang," kata Aniek.
Kesebelas macapat itu adalah maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung. Aniek menjelaskan, macapat ini masing-masing menggambarkan kehidupan manusia sejak dalam kandungan, lahir, anak-anak, remaja, hingga akhir hayatnya.
"Tembang pangkur misalnya, berbicara soal agama yang merupakan pakaian bagi seseorang. Ada sembilan nilai integritas di dalamnya," lanjut Aniek.