BIASAKAN #KawanAksi memberi pujian kepada anak-anak yang memiliki perbuatan berintegritas. “Wah, kamu anak yang Berani” atau “Kamu sudah Jujur, itu Hebat!”
Berkata seperti itu akan memberikan motivasi kepada anak-anak untuk selalu berkata jujur atau berani mengutarakan pendapatnya. Selain itu, mereka juga lebih mudah menerapkannya.
Jujur diartikan sebagai sikap lurus hati, tidak curang, dan tidak berbohong ketika mengatakan sesuatu. Seseorang yang punya sifat jujur tidak akan pernah melakukan perilaku koruptif karena tahu tindakan tersebut tidak baik untuk dilakukan.
Adapun berani artinya adalah tidak takut menghadapi kesulitan. Seseorang dengan sifat berani akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak gentar, dan pantang mundur. Mereka dengan berani melaporkan orang-orang yang melakukan perilaku curang di sekitarnya.
Nah, kedua nilai integritas ini bisa diajarkan pada anak dengan cara yang mudah, yaitu lewat cerita bergambar (cergam) bertajuk Namdur dan Momoa Kecil yang dirilis oleh ACLC KPK. Yuk, baca kisahnya di bawah ini!
Ayo Terbang, Momoa Kecil!
Sudah lama Kumbi tidak bertemu dengan sahabat lamanya, Moa. Moa adalah burung Momoa yang tinggal di Maluku. Moa ternyata akan memiliki bayi, seekor Momoa kecil akan menetas hari ini. Bersama dengan hewan lainnya, Kumbi berkunjung ke tempat Moa dan juga melihat anaknya. Ketika berkunjung, mereka diberi pakaian adat Maluku. Kumbi diberi Baju Ambon, Bimo diberi Baju Koja, Ayi diberi Baju Buru, dan Osyi Baju Manteren Lamo.
Osyi sangat suka sekali topi kuning emas dari Baju Manteren Lamo yang diberikan padanya, yang juga disukai oleh Bimo. Bimo kesal karena tidak mendapatkan baju tersebut. Singkat cerita, hewan-hewan lain berencana untuk melihat Momoa Kecil yang baru saja lahir. Namun, bayi Momoa malah tidak ada di sarangnya. Osyi yang mengetahui hal itu, berkata “Jangan-jangan Momoa kecil dimakan Tikus!”. “Tenang!, bayi Momoa sudah bisa hidup mandiri ketika baru menetas”, ujar Moa.
Semua hewan pun lalu mencari Momoa Kecil. Saat mencari, kepala Osyi kejatuhan sesuatu sehingga membuatnya terjatuh. Melihat itu, Bimo lalu menertawainya yang membuat Osyi marah dan berkata “Kamu yang mendorong topiku, Bimo! Kalau mau meminjamnya, bilang saja”. Bimo yang dituduh, menjawab “Aku tidak menyentuh topimu, Osyi! Aku tidak bohong! Anak jujur tidak pernah berbohong!”.
Di tengah pencarian, kepala semua hewan juga kejatuhan sesuatu seperti apa yang dirasakan Osyi. Ternyata, yang melakukan itu adalah Momoa Kecil yang sedang belajar untuk terbang. Melihatnya, Moa lalu menyuruh anaknya untuk terbang lebih tinggi dan tidak melompat ke kepala hewan lainnya. Semua hewan pun berbahagia melihat keberanian Momoa Kecil yang belajar terbang.
Dari kisah Momoa Kecil di atas, kita diajarkan untuk selalu berkata jujur supaya dipercaya oleh orang lain. Selain itu, kita juga tidak boleh takut ketika melakukan sesuatu, layaknya Momoa Kecil yang berani terbang walau baru menetas.
Mau tahu kisah lengkapnya? Cek
di sini, ya!
Burung Namdur Harus Jujur
Ada keramaian apa di Hutan Papua? Tentu saja, Festival Sarang Burung Namdur! Semua hewan, termasuk Ayi, Bimo, Osyi, dan Kumbi ikut terlibat jadi juri dalam festivalnya. Ketika melihat sarang burung yang sudah dibuat, semua hewan langsung terkesima. Lalu, salah satu hewan bertanya, “Siapa yang membuat sarangnya”. Andur yang mendengarnya, berkata “Akulah pembuatnya. Namaku Andur”.
Setelah melihat sarang tersebut, hewan lain juga melihat sarang burung lain yang tidak kalah cantik dan terlihat mirip dengan sarang yang sudah dibuat Andur. “Hey, sarang itu juga bagus sekali!. Mirip sarang Andur, apakah Andur juga yang membuatnya?”. “Bukan, itu buatanku. Namaku Anam”. Selesai melihat kedua sarang tersebut, juri pun berdiskusi mencari pemenangnya.
Namun, karena keduanya terlihat mirip, akhirnya juri memutuskan Andur dan Anam membuat kembali sarangnya baru setelahnya ditentukan pemenangnya. Andur setuju dengan penilaian juri, tapi Anam tidak senang dengan hasilnya. Singkat cerita, sarang baru pun sudah dibuat. Andur membuat sarang yang sama, sementara Anam membuat sarang baru. Melihatnya, juri tentu kaget dan tiba-tiba saja Andur malah terjatuh pada sarang yang sudah dibuatnya.
Alhasil, sarang tersebut malah roboh padahal kaki Andur hanya terantuk sedikit saja. Anam yang melihatnya berkata, “Hmm, caramu salah Andur. Tiang sarangmu tidak kokoh dan kamu memakai ranting yang masih basah”. Para juri sampai terkejut mendengarnya dan akhirnya Andur mengaku kalau ia pernah diajarkan membuat sarang oleh Anam dan itulah yang ditirunya.
Dari kisah di atas kita diajarkan untuk berkata jujur dan tidak menjiplak hasil karya orang lain karena itu termasuk plagiarism. Buatlah sesuatu yang baru dan merupakan hasil karya sendiri.
Selain kedua cerita di atas, #KawanAksi juga bisa mengajarkan nilai integritas lainnya pada anak dengan membaca cergam di bagian
Pustaka ACLC KPK. Atau, kalau mau menonton kartunnya bisa langsung ke
YouTube ACLC KPK.*