Peran Penting Perempuan dalam Memberantas Korupsi

AKSI / PERAN PENTING PEREMPUAN DALAM MEMBERANTAS KORUPSI

05 DESEMBER 2022

Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam memberantas korupsi di Indonesia. Dimulai dari dalam keluarga, perempuan dapat mencegah korupsi sejak dini dan menciptakan generasi yang berintegritas.

Hal ini menjadi penekanan para narasumber dalam webinar "Road to Hakordia: Perempuan Bangkit, Perempuan Mendidik Generasi Antikorupsi" yang diadakan Kementerian Kesehatan RI pada Senin, 5 Desember 2022.

Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi, sebagai salah satu narasumber, mengatakan perempuan haruslah menjadi role model yang berintegritas di dalam keluarga. Anak-anak, kata Dian, akan terbangun karakternya dengan melihat apa yang ibu mereka lakukan di rumah.

"Peran ibu sangat besar dalam membentuk karakter dan budaya antikorupsi. Rumah akan menjadi tempat koreksi dari derasnya pengaruh di luar dan di dunia maya yang menyimpang arah," kata Dian.

Selain itu, perempuan sebagai istri juga punya peran besar dalam mencegah dan mendeteksi korupsi. Istri harus tahu dari mana saja harta suaminya berasal, jangan sampai ada hasil korupsi di dalamnya. Pasalnya, keluarga rentan menjadi korban korupsi akibat ketidaktahuan mereka. Dalam beberapa kasus korupsi, keluarga bahkan dijadikan alat sebagai sarana pencucian uang atau menyimpan aset hasil kejahatan.

"Seorang perempuan bisa membantu keluarga agar tidak terjerat korupsi, dengan melakukan kontrol dan mengingatkan," tegas Dian.

Sely Martini, Direktur Visi Integritas, mengatakan bahwa peran perempuan sebagai ibu yang mengayomi keluarga akan dirugikan dengan adanya korupsi. Ketika layanan publik yang memihak perempuan tidak terpenuhi karena dananya dikorupsi, ketika itulah kehidupan keluarga seluruhnya akan terancam.

"Wanita menjadi korban korupsi ketika akses layanan sudah tidak lagi memperhatikan perempuan," kata Seli.

Untuk itu, Seli mengajak perempuan Indonesia bersama melawan korupsi. Di antaranya dengan meningkatkan kapasitas dan pengetahuan tentang korupsi. "Tingkatkan pengetahuan korupsi, contohnya mengetahui beda suap, gratifikasi, atau pemerasan. Tingkatkan kapasitas ini untuk mendidik anak-anak juga," kata Seli.

Seli juga mendorong perempuan Indonesia untuk terlibat dalam organisasi atau komunitas penguatan kapasitas perempuan. "Jangan sendirian, belajar bersama teman dan berkomunitas," ujar dia lagi.

Pengenalan Sembilan Nilai Integritas

Dian menilai, selain teladan yang baik, untuk menciptakan keluarga yang antikorupsi diperlukan internalisasi nilai kejujuran. Ada sembilan antikorupsi yang dirumuskan KPK untuk mencegah korupsi.

Kesembilan nilai tersebut adalah jujur, mandiri, bertanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil dan kerja keras, atau yang disingkat "Jumat Bersepeda KK".

Narasumber lainnya, Yurika Xanthinia Wijayanti, ASN BPSDM Kemendagri sekaligus asesor LSP KPK, mengatakan nilai integritas tersebut harus ditanamkan di keluarga secara bertahap dan berkesinambungan.

Selain itu, orang tua juga mesti menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri anak dengan bimbingan yang tepat. Dengan motivasi intrinsik ini, anak memiliki benteng dalam diri untuk menolak segala bentuk ketidakjujuran dan korupsi.

Langkah-langkah ini, kata Yurika, harus dilakukan secara sabar, terus-menerus dan konsisten. "Peran kita melakukan pencegahan korupsi dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, dan ibu adalah pusatnya," kata Yurika.