ANTI-Corruption Knowledge Week 2024 berlangsung meriah. Antusiasme insan KPK yang begitu tinggi ini terlihat dari jumlah peserta selama lima hari mencapai 5.929 peserta.
Direktur Diklat Antikorupsi KPK Dian Novianthi mengucapkan terima kasih kepada seluruh insan KPK. Saran-saran yang diberikan merupakan “vitamin” agar manajemen pengetahuan di KPK terus berjalan dan berdampak bagi organisasi.
“Jika melihat antusiasme insan KPK dalam mengikuti ACKNOW ini, kami optimistis bahwa impian insan KPK agar lembaga ini kembali ke marwahnya sebagai pemberantas korupsi yang dicintai dan dipercaya masyarakat akan segera terwujud,” ujarnya dalam laporan penutupan ACKNOW, Jumat (28 Juni 2024).
ACKNOW merupakan ajang berbagi pengetahuan dari dan untuk insan KPK. Digelar selama 24-28 Juni lalu, hadir sebagai narasumber eksternal, antara lain Wakil Ketua KPK 2015-2019 Laode M Syarif, Dirut PT KAI 2009-2014 Ignasius Jonan, dan EVP and Chief Administration Officer Paragon Corp Miftahuddin Amin.
Lalu, Spesialis media sosial Ditjen Pajak Farchan Noor Rahman, Pendiri Akon Labs juga sosiolog Roby Muhamad, Sekjen TII Danang Widoyoko. Adapun narasumber internal KPK yaitu Jaksa KPK Ariawan Agustiartono dan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan.
Selain itu, di tahun ketiga ACKNOW ini, sebanyak 21 karyasiswa atau pegawai KPK yang membagikan hasil studi magisternya baik dari perguruan tinggi dalam negeri maupun di luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Dian menukil kembali pernyataan Ignasius Jonan saat memberikan sesi Insight #4 pada Rabu (26 Juni), bahwa transformasi sebuah organisasi menuju lebih baik, “Harus dimulai dari pemimpin–dari atas ke bawah, bukan sebaliknya. Jika perubahan itu dari bawah, itu namanya revolusi,” ujarnya.
Sebagai pedoman dalam bertransformasi, ia juga sependapat dengan yang diutarakan Miftahuddin Amin dari Paragon Corp saat mengisi sesi Insight #3 pada Selasa (25 Juni), bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip lembaga itu sangat penting. “Apa yang disampaikan Pak Jonan dan Pak Miftah sebetulnya bukan hal baru, karena KPK telah memiliki (kode etik) IS KPK, tinggal bagaimana insan KPK memaknai dan memiliki komitmen untuk menerapkannya secara konsisten di kehidupan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengatakan, setiap perubahan tentu akan menghasilkan dampak. Yang menjadi masalah, bukan perubahannya, tapi bagaimana cara menyikapinya.
“Saya berharap ACKNOW ini menjadi salah satu momentum bagi Insan KPK untuk bangkit kembali menghadapi tantangan perubahan. Tentunya semua berawal dari pengetahuan. Pengetahuan yang dikelola dengan baik,” ujar Wawan dalam sambutan penutupan ACKNOW.
Deputi juga mengajak masing-masing unit kerja untuk mengadakan sesi berbagi pengetahuan dengan topik-topik lain yang dibutuhkan. Ini bertujuan untuk mengakselerasi transformasi organisasi.
Berbagi pengetahuan merupakan salah satu metode manajemen pengetahuan. Bentuk-bentuk lain, antara lain Community of Practice, Lesson Learn, Knowledge Capture, dan Peer Assist.
Menurut Deputi, metode-metode implemetasi knowledge management (KM) tersebut saling terkait dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja. “Mohon kepada Direktorat Diklat Antikorupsi dan Biro SDM selaku Pelaku Manajemen Pengetahuan Tingkat KPK untuk mengkoordinir pelaksanaannya,” ujarnya.