AKSI / PELATIHAN CALON PAKSI HADIR DI JAMBI UNTUK MEMBENTUK AGEN-AGEN ANTIKORUPSI
Pelatihan Calon Penyuluh Antikorupsi (Paksi) atau Pelopor hadir di Jambi pekan ini, diikuti oleh puluhan ASN. Pelopor yang diadakan oleh KPK ini diharapkan akan tercipta para agen-agen perubahan untuk menyebarkan nilai-nilai integritas dan antikorupsi di tengah masyarakat Jambi.
Kegiatan ini dibuka secara resmi pada Senin, 8 Agustus 2022, dan akan berlangsung hingga Kamis, 11 Agustus 2022. Pekan ini pelatihan dilangsungkan secara luring setelah sepekan lalu para peserta mendapatkan materi-materi antikorupsi secara daring (elearning).
Pembukaan acara di Gedung BPSDM Provinsi Jambi dihadiri oleh Gubernur Jambi Al Haris dan jajaran Pemprov Jambi. Memimpin rombongan KPK adalah Kepala Satuan Tugas Monitoring dan Evaluasi KPK Lutfhi G. Sukardi. Dalam pembukaan Pelopor, Lutfhi mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya KPK dalam membangun budaya antikorupsi di Indonesia.
"Dalam membangun budaya antikorupsi tersebut, KPK tentu tidak bisa bekerja sendirian. Dalam hal ini dibutuhkan peran serta berbagai elemen masyarakat, salah satunya kerja sama dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama dengan pemerintah daerah yang dapat menjangkau seluruh ASN di daerahnya," kata Lutfhi.
Paksi, kata Lutfhi, adalah para agen perubahan yang berkolaborasi dengan KPK. Peran Paksi sangat strategis dalam upaya pencegahan korupsi, terutama melalui sektor pendidikan terhadap masyarakat.
"KPK tidak bisa menjangkau seluruh penjuru Indonesia, oleh karenanya dibutuhkan peran para Penyuluh Antikorupsi untuk bersama berkolaborasi dalam membangun budaya antikorupsi di masyarakat," kata Lutfhi.
Ada 40 orang peserta Pelopor di Jambi kali ini, yang terdiri dari para guru, kepala sekolah, widyaiswara, aparat inspektorat, dan ASN lainnya. Gubernur Al Haris menyambut baik kegiatan Pelopor, dan berharap para peserta dapat segera mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di tempat kerja mereka, terutama di sekolah dan pesantren.
"Sekolah adalah media pertama untuk membentuk pribadi kita. Saya berharap para guru ketika kembali ke sekolah mulai membuat kegiatan antikorupsi, sehingga akan tercipta kader-kader antikorupsi," kata Al Haris.