Ada 11 orang yang menjalani asesmen Paksi di Papua. Setelah dinyatakan kompeten, Anton mengaku mendapatkan dukungan moral dengan menjadi Paksi. Dia merasa apa yang dilakukannya selama ini sudah berada di jalan yang benar.
"Ada motivasi tersendiri bagi saya, bahwa jalan yang saya pilih adalah jalan yang harus terus dilalui," kata dia.
Tantangan Paksi di Papua
Menjadi seorang Paksi, menurut WK Wulan, adalah menjadi motor penggerak pendidikan antikorupsi di Indonesia. "Antikorupsi ini harus ada trigger-nya, harus ada yang menjadi motornya, Paksi bisa membantu," kata Wulan, satu lagi calon Paksi dari Papua.
Namun Wulan menyadari tantangannya besar untuk menyuarakan antikorupsi di provinsi paling timur Indonesia tersebut. Di Papua sendiri sejauh ini baru ada 10 orang Paksi, masih sangat sedikit dibandingkan wilayahnya yang luas.
"Zona integritasnya rentan dan sangat dipengaruhi oleh contoh, kurang adanya teladan. Di lapas, isinya banyak bupati," ujar Wulan yang sudah dinyatakan kompeten dalam asesmen.