AKSI / MEMETIK INSPIRASI DARI NOBAR BARENG KPK DI PADANG
Film Rapor bercerita soal Arman, yang berusaha menyogok wali kelasnya agar mau menerima rapornya kembali. Pasalnya, wali kelas Arman marah karena rapor bocah 9 tahun itu belum ditandatangani orang tuanya. Ayah Arman, Bimo, menolak tanda tangan karena nilai rapornya jelek.
Alfariqh melalui film tersebut mencoba memberikan contoh simpel dari praktik suap di keseharian. Rapor juga menunjukkan bahwa tindakan seorang anak adalah cerminan dari orang tuanya. Arman dalam film itu memberi uang karena melihat ayahnya.
Ada juga film berjudul "Gombal from Home" karya Egi M Ginanjar yang berkisah soal kejujuran. Dalam film tersebut, Eka seorang pengangguran dan lajang, memajang foto dan identitas palsu di situs kencan.
Pada sebuah kesempatan, Eka mendapat undangan interview kerja. Namun, ketika mendapati pewawancara adalah pasangan kencan online-nya, Eka harus memilih antara berbohong untuk karier dan cinta, atau jujur namun kehilangan semuanya.
Nobar kali ini tersebut adalah bagian dari edukasi KPK terhadap masyarakat melalui media film. Selain penayangan film, digelar juga diskusi terkait antikorupsi dengan mahasiswa yang berlangsung interaktif.
KPK berharap kegiatan ini bisa mengajak masyarakat memahami korupsi serta dampak buruknya melalui media yang populer. Harapannya, masyarakat tergerak mengubah cara pandang, sikap dan perilakunya guna menghindari dan mencegah korupsi.
Kalau #KawanAksi sadari, cerita di setiap film ACFFest memiliki latar yang berbeda-beda namun memiliki satu benang merah, yaitu nilai-nilai Integritas. Nilai Integritas tersebut berisikan sembilan nilai, yaitu; Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Sederhana, Berani, Adil, dan Kerja Keras.
#KawanAksi penasaran nggak sih bagaimana film-film yang ditampilkan membawa nilai-nilai antikorupsi? Jangan khawatir, #KawanAksi bisa kok menonton langsung film-film tersebut di channel Youtube ACLC.