"Yang diwarnai gambar apa ya?” Master Diana memancing respons mereka.
“Kambing..." ujarnya.
"Sedang apa ya kambingnya?"
"Beresin selimut!"
"Siapa di sini yang suka beresin tempat tidurnya?"
"Akuuu..." semua berseru.
"Iyakah?" tanya Master Diana, “siapa yang susah dibangunin pagi?"
"Akuu.." jawab seorang anak. Yang lain meledek "Huuu..."
Di situlah, Master Diana kemudian mengapresiasi anak-anak yang berani berkata jujur dan mengakui masih susah bangun sendiri dan harus dibangunkan orangtua. “Anak yang jujur dan mandiri itu hebat,” katanya.
Selesai mewarnai anak-anak diberikan pin “Berani Jujur Hebat”. Acara selesai. Tapi, tiba tiba ada yang berseru, "Engga mau pulang ah.... masih mau di sini!" Yang lain menimpali.
Master Mimi mengaku sangat terkesan dengan pengalaman menyuluh selama Roadshow Bus KPK. Sebagai Paksi, menurut dia, harus memiliki trik tersendiri ketika berhadapan dengan audiens, wabilkhusus anak-anak sekolah.
Dalam kesempatan itu, ia juga kagum dengan anak-anak yang hadir telah memiliki sifat peduli, seperti secara spontan anak-anak yang sudah mahir membaca membantu teman-temannya yang belum bisa membaca.
Ia menyadari bahwa anak-anak belum bisa menerima 9 Nilai Integritas (Jumat Bersepeda KK). Oleh karenanya, “Tugas berikutnya bagaimana kita sebagai Paksi harus mampu mendeskripsikan nilai-nilai tersebut di kelas dan di rumah. Ini tantangan serus bagi Paksi yang biasa berhadapan dengan orang-orang dewasa,” tuturnya.
Sementara itu, Master Juliasih merasa senang bisa belajar antikorupsi bersama masyarakat Bandung Barat melalui cerita, game, dan sebagainya.
“Terharu saat menemani 200 anak SMP yang antusias mendengarkan pemaparan tentang profesi yang menyangkut nilai-nilai integritas,” tuturnya.
Hal serupa dirasakan Master Seproni. Saat bertugas di bus pada hari kedua, ia mendampingi berbagai komunitas yang hadir, seperti pendidik, pelajar, aparatur sipil negara, dan lain-lain.
Ia mengajak ngobrol mereka dengan antusias. Ternyata, selama obrolan itu, ada pula yang tertarik menjadi penyuluh antikorupsi.
Master Hamdan mengaku selama mengikuti Roadshow Bus KPK, banyak pengalaman yang ia dapatkan. “Saya dapat bertemu langsung dengan tim KPK dan berbagi ilmu pengetahuan tentang antikorupsi,” ujarnya.
Salah satu yang membaut dirinya terkesan ketika temu komunitas. Ia melihat komunitas disabilitas turut hadir penuh semangat. “Mereka semangat, mengapa kita tidak? Saya sampai terharu sehingga lebih tertanam dalam jiwa saya agar selalu menjadi orang yang berintegritas,” katanya.
Menurutnya, pengalaman selama empat hari menambah wawasan dan bekal dirinya dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan.
Bertemu dengan banyak pihak, ini kesempatan bagi penyuluh antikorupsi untuk membuka jaringan kerja sama baik secara pribadi maupun kelembagaan. Para penyuluh bisa menjalin kerja sama, seperti Dinas Pendidikan, perpustakaan daerah, kantor kecamatan, komunitas, dan individu-individu yang fokus dalam isu antikorupsi.
“Roadshow Bus KPK ini membuka jalan bagi Paksi untuk dapat dikenali dan membuka komunikasi dengan para pihak di Bandung Barat,” ujar Master Diana. []