Suharsi mengatakan, terdapat program unggulan yang disiapkan oleh organisasi. Pertama, program desa antikorupsi. “Kami enggak mau sekadar ada desa antikorupsi percontohan, kami ingin agar peran Paksi-API dilibatkan, dalam membentuk desa-desa antikorupsi se-Jateng,” ujarnya.
Selanjutnya, program mahasiswa berintegritas bekerja sama dengan perguruan tinggi. Lalu, program pengenalan dunia teknologi informasi (media sosial dan lain), dan program kampanye pendidikan antikorupsi serta diklat dengan instansi-instansi terkait.
Menurut Suharsi, peran organisasi dalam diklat bisa berupa pembuatan modul pembelajaran antikorupsi baik luring maupun daring. Diklat ini ditargetkan kepada seluruh pegawai negeri sipil di Jateng.
Program-program itu, menurut Suharsi, perlu dukungan jejaring (networking) agar terus berjalan dan berkelanjutan. Ke depan, KomPAK-API Jateng sedang melakukan pendekatan di kalangan jurnalis. “Kami akan kompori mereka untuk menyuarakan antikorupsi, termasuk mendorong ada Paksi dari kalangan jurnalis,” ujarnya.
Ia memahami betul bahwa sebagai penyuluh banyak tantangan yang dihadapi baik dari penyuluh itu sendiri maupun faktor eksternal. “Apakah mereka memiliki daya juang, militansi? dan ini juga enggak mudah,” ujarnya.
“Untuk mengatasi hal itu, kami akan melakukan penguatan kapasitas Paksi setiap enam atau setahun sekali. Kami lakukan secara luring, karena melalui daring tidak cukup. Nanti ada simulasi-simulasi dan berbagi pengalaman antar Paksi.”
Beruntungnya, kata dia, KomPAK-Jateng didukung penuh Inspektorat Provinsi Jateng dan Inspektorat Kota Semarang. Salah satunya, mereka mendapatkan satu ruangan sebagai sekretariat organisasi.
Menurut dia, dukungan tersebut tidak akan membuat benturan kepentingan (conflict of interest). Terlebih, Inspektorat juga sebagai pembina dan pengarah organisasi. Selama ini, katanya, tidak ada intervensi dari pemerintah untuk kepentingan politik tertentu.
“Kami mendukung jargon Pemprov Jateng Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi (yang diusung Ganjar-Yasin, red), memang iya, karena memang tugas paksi menyebarkan kebaikan dan budaya integritas. Saya kira Paksi-API tidak bisa dijadikan benturan kepentingan. Justru, ketika ada pemilu, kami yang menjadi pengawas no money politics,” tegas Suharsi.