AKSI / CARA SDN 8 DAUH PURI DENPASAR PERKUAT INTEGRITAS SISWA
Religiusitas...prok prok prok
Nasionalisme...prok prok prok
Kemandirian...prok prok prok
Gotong Royong...prok prok prok
PPK!
Tepuk PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) itu diteriakkan dengan semangat oleh anak-anak SDN 8 Dauh Puri Denpasar Barat, Bali. Dengan semangat yang sama, mereka lalu meneriakkan Salam PPK dan tepuk antikorupsi.
Kepala Sekolah SDN 8 Dauh Puri, I Wayan Ritiaksa, mengatakan tepuk PPK dan tepuk antikorupsi dilakukan para siswa setelah sebelumnya berdoa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap pagi di halaman sekolah setelah bel tanda masuk berbunyi untuk membentuk karakter para siswa.
"PPK adalah Penguatan Pendidikan Karakter untuk mengimplementasikan dan membentuk kekompakan dan semangat bersama para siswa dalam rangka mengintegrasikan pendidikan karakter dan nilai-nilai antikorupsi dalam berbagai kegiatan sekolah," kata Wayan dalam perbincangan dengan ACLC.
Penanaman nilai-nilai kebaikan juga telah ditanamkan oleh SDN 8 Dauh Puri sebelum para siswa masuk sekolah. Untuk siswa beragama Hindu, mereka wajib memberikan salam setiap paginya di depan patung Dewa Ganesha dan Dewi Saraswati. Kedua patung itu adalah perlambang dewa dan dewi ilmu pengetahuan.
"Maksud memberi salam kepada dewa setiap pagi adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan karena telah melimpahkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Sehingga siswa selalu ingat dan ingin tahu lebih dalam akan ilmu pengetahuan," kata Wayan.
Untuk menanamkan nilai gotong royong, setiap siswa wajib melaksanakan bersih-bersih kelas dan lingkungan sekolah setiap harinya. Nilai antikorupsi secara praktis juga ditanamkan kepada siswa melalui imbauan datang tepat waktu, mengerjakan tugas, dan memberikan reward dan punishment.
Untuk menanamkan nilai kerukunan umat beragama, Wayan mengatakan sekolahnya selalu melibatkan para siswa dalam berbagai upacara keagamaan. Maka menjadi pemandangan biasa jika kegiataan keagamaan tertentu di SDN 8 Dauh Puri juga dibantu oleh para siswa dari latar belakang agama yang berbeda.
"Yang terpenting adalah keterlibatan orang tua dalam kegiatan keagamaan di sekolah sehingga orang tua juga menjadi contoh kerukunan beragama," ujar Wayan.
Wayan mengatakan para siswa sangat senang dan antusias dengan berbagai rutinitas tersebut. Dia menekankan, keberhasilan program ini juga berkat pendekatan komunikasi yang baik dari para guru di sekolah dengan 472 siswa tersebut.
Kunci komunikasi itu, kata Wayan, adalah memperhatikan tiga sentuhan yaitu kinesthetic (isyarat keakraban), sociofugal (isyarat persahabatan), dan thermal (isyarat emosional). "Tiga sentuhan ini sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter. Jika guru tidak mampu melakukannya dengan berkarakter, maka akan sulit menanamkan pendidikan karakter tersebut," ujar Wayan.
SDN 8 Dauh Puri Denpasar Barat adalah salah satu sekolah di Bali yang mendapatkan rekomendasi untuk dikunjungi oleh tim Direktorat Jejaring Pendidikan (Jardik) KPK pada 12 September 2019 lalu. Ketika itu, tim Jardik menggelar Workshop Regulasi Implementasi Pendidikan Antikorupsi di wilayah Provinsi Bali.
"Pada saat itu, wilayah Bali masih belum memiliki payung hukum pelaksanaan Pendidikan Antikorupsi, sehingga KPK mendampingi proses penyusunan regulasi terkait bekerja sama dengan Tim Korsupgah (Koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi) KPK RI dan Inspektorat Provinsi Bali," ujar Ramah Handoko, Spesialis Jardik di Satgas Insersi Pendidikan Antikorupsi KPK.
Ramah mengatakan, Bali adalah salah satu daerah dengan karakter sumber daya manusia yang baik. Kepercayaan Hindu Bali terkait Karmapala, kata dia, membuat masyarakatnya memilih melakukan kebaikan dengan harapan kebaikannya akan berbalik kepada diri sendiri. Kebiasaan ini secara teori akan terlihat jelas di lingkungan pendidikan Bali.
"Pendidikan di sekolah sejatinya mampu bersinergi dengan budaya lokal dalam melestarikan perilaku-perilaku baik di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Apa yg dilakukan SDN 8 Dauh Puri mempertegas bahwa sekolah dan budaya lokal berperan penting dalam membangun karakter generasi penerusnya," kata Ramah.
Ramah berpesan agar praktik baik yang dilakukan oleh SDN 8 Dauh Puri Denpasar dapat juga dicontoh oleh sekolah-sekolah lain. Proses "getuk tular" bisa dilakukan dengan banyak bentuk dan metode, dalam kasus SDN 8 Dauh Puri Kepala Sekolah Wayan menyuarakannya dalam berbagai sesi sosialisasi.
"Beliau (Kepsek Wayan) sudah menjadi narasumber sesi sesi sosialisasi Implementasi Pendidikan Antikorupsi di kecamatan-kecamatan di Kota Denpasar. Hal ini sesuai dengan konsep getuk tular yang kami harapkan sehingga Implementasi Pendidikan Antikorupsi di Kota Denpasar dapat dilakukan dengan berkesinambungan," pungkas Ramah.
Video ulasan SDN 8 Dauh Puri Denpasar Barat bisa disaksikan di akun Youtube ACLC KPK RI.