AKSI / FPAKSI GTKM, BERGERAK DARI MADRASAH UNTUK INDONESIA BEBAS DARI KORUPSI
Berbagai forum penyuluh antikorupsi (Paksi) bergerak secara masif di seluruh Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai integritas. Salah satunya adalah FPAKSI GTKM yang memastikan pendidikan dan sosialisasi antikorupsi berjalan dengan baik di lingkungan madrasah di tanah air.
FPAKSI GTKM yang merupakan kepanjangan dari Penyuluh Antikorupsi Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementerian Agama yang berdiri pada 9 Februari 2021, beranggotakan awal sebanyak 9 orang. Pada 6 April 2021, forum ini dikukuhkan oleh KPK dan kini memiliki 45 anggota Paksi guru dan tenaga pendidikan madrasah dari seluruh Indonesia.
"FPAKSI GTKM bertujuan mengambil peran dalam strategi pemberantasan korupsi di antaranya melalui pendidikan antikorupsi di lingkungan madrasah (Kemenag) sebagai bagian dari partisipasi publik (tunas integritas)," ujar Paksi Iin Purwanti, sekretaris FPAKSI GTKM sekaligus pendiri forum tersebut.
Dalam perbincangan dengan ACLC, guru MTs Terpadu Misykat Al Anwar Jombang, Jawa Timur, ini menjelaskan bahwa selain sosialisasi pendidikan antikorupsi di lingkungan madrasah, FPAKSI GTKM juga kerap melakukan bimbingan teknis pembelajaran antikorupsi yang terintegrasi dengan mata pelajaran di madrasah.
Forum tersebut juga rutin memfasilitasi peningkatan pengetahuan kepada para penyuluh antikorupsi di madrasah, di antaranya melalui berbagai webinar. Webinar teranyar FPAKSI GTKM digelar pada 24 Maret lalu, mengambil tema "Aksi Berbagi Mewujudkan Madrasah Hebat Berintegritas", menghadirkan pembicara dari Kementerian Agama dan Paksi.
Selain peluncuran buku Best Practice Menyuluh Antikorupsi di Madrasah oleh PAKSI GTKM 2021, dalam webinar tersebut juga disampaikan sharing oleh narasumber Paksi Ahmadun dari MTs Negeri 3 Demak. Ahmadun dalam kesempatan tersebut memaparkan soal penggunaan sosial media TikTok untuk sosialisasi antikorupsi. https://youtu.be/_k59CriIZEQ
Iin berharap, webinar ini bisa memahamkan para guru di madrasah bahwa TikTok bisa menjadi alternatif untuk menanamkan pendidikan antikorupsi pada siswa. Para guru diharapkan bisa memanfaatkannya dengan baik.
"TikTok salah satu media sosial yang paling booming sekarang, ini peluang agar menggunakan media ini untuk menanamkan value pendidikan antikorupsi yang menyenangkan, menarik, dan berdampak," ujar Iin.
Dengan kompetensi pengajaran antikorupsi yang baik dan mengikuti tren masa kini, maka madrasah bisa memiliki dampak yang luar biasa dalam pencegahan korupsi di Indonesia. Betapa tidak, saat ini terdapat 82.418 madrasah di Indonesia, dari jenjang RA/TK sampai MA/SMA baik negeri atau swasta.
"Madrasah sendiri dengan basic pendidikan keislaman di dalamnya, sangat sesuai dengan nilai-nilai integritas yang ingin ditanamkan," jelas Iin.
Kepada seluruh guru dan tenaga pendidikan madrasah, FPAKSI GTKM menyerukan untuk merapatkan barisan dengan membumikan budaya antikorupsi. Menanamkan nilai integritas mesti dimulai dari diri sendiri, keluarga, lalu ke madrasah tempat guru bertugas.
"Mulailah dengan cara apa pun yang kita mampu. Cukup kata 'mau' dan terus bergerak untuk masa depan Indonesia bebas dari korupsi," pungkas Iin.