AKSI / NONTON FILM SAMBIL BELAJAR NILAI ANTIKORUPSI BERSAMA PAK SUFI
Film tidak hanya menyenangkan untuk ditonton, tapi juga bisa jadi sarana pendidikan. Hal ini disadari betul oleh para Penyuluh Antikorupsi (Paksi) yang menjadikan film sebagai medium penyampaian nilai-nilai integritas. Tergabung dalam komunitas PAK SUFI, para Paksi ini mengajak masyarakat memahami bahaya korupsi melalui film.
Komunitas PAK SUFI yang merupakan singkatan dari Penyuluh Antikorupsi Sinergi Untuk Film Integritas (PAKSUFI) didirikan pada 30 Maret 2021, bertepatan dengan Hari Film Nasional. Kini sudah beranggotakan 16 Paksi, PAK SUFI kerap mengadakan acara nonton bareng film-film antikorupsi dan menjadikannya sebagai ajang penyuluhan.
Azizah Nuur Utami, anggota PAK SUFI bidang kesekretariatan, mengatakan korupsi adalah kejahatan luar biasa, sehingga diperlukan upaya yang luar biasa juga untuk mencegah dan melawannya. Salah satu cara luar biasa itu adalah menggunakan film untuk melawan korupsi.
"Film merupakan salah satu media kreatif yang dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat, sehingga melalui film penyebaran pesan integritas dan nilai-nilai antikorupsi diharapkan dapat lebih mudah ditangkap oleh kelompok sasaran," kata Azizah kepada ACLC.
PAK SUFI memiliki slogan "Setiap Kisah Punya Risalah". Slogan ini memberikan makna bahwa setiap cerita memiliki riwayat, memberikan pembelajaran yang dapat melengkapi pengetahuan kita. Ketua PAK SUFI Diana Handayani mengatakan bahwa film sangat efektif memengaruhi perilaku masyarakat, terutama jika kisah dalam film menggambarkan realita keseharian.
"Film dengan kekhasannya memiliki kekuatan khusus untuk membangun opini, mengembangkan nilai, menumbuhkan kesadaran, bahkan membangun tatanan baru bagi penontonnya," kata Diana.
Diana menilai, selain sesuai dengan realita, efektivitas film dalam memberikan pengaruh juga didukung beberapa hal, seperti unsur pemain atau perbincangan yang terus menerus secara konsisten di ruang publik. PAK SUFI dalam hal ini, kata Diana, juga ingin berperan dalam mempromosikan film-film antikorupsi yang telah ada.
"PAK SUFI ingin mengambil peran setidaknya pada sisi membangun diskursus film antikorupsi agar menjadi perhatian publik dan menjadi pembelajaran bersama," lanjut Diana lagi.
PAK SUFI telah mengadakan berbagai kegiatan daring, di antaranya Community of Practice (COP), pemutaran, reviu, dan diskusi soal film di beberapa kota. Berbagai hal yang dibahas dalam diskusi di antaranya nilai dan pesan yang terkandung, alur dan plot cerita, latar budaya dan sosial, hingga refleksi pembelajaran yang dapat ditarik dari film tersebut.
Film-film yang menjadi bahan diskusi adalah film antikorupsi yang dimiliki KPK dan bisa disaksikan di akun Youtube ACLC. Kegiatan tersebut selalu direspons antusias dan berlangsung interaktif dengan para peserta. Dari kegiatan itu, PAK SUFI ingin membangun cara berpikir kritis terhadap korupsi serta menumbuhkan kesadaran, semangat dan nilai-nilai integritas.
"Kami ingin membangun pengetahuan antikorupsi dan mendorong tumbuhnya gerakan antikorupsi di berbagai segmen masyarakat," kata Diana.
"Melalui aksi yang berkesinambungan menggunakan media kreatif yang dapat menyentuh berbagai elemen masyarakat, diharapkan gerakan kampanye oleh PAK SUFI dapat menumbuhkan budaya integritas di Indonesia," Azizah menambahkan.