DALAM perjalanan mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045, sektor pendidikan menjadi kunci penting yang harus diperhatikan.
"Pendidikan adalah salah satu faktor paling fundamental dalam mempengaruhi kualitas pendidikan," kata Ferry Irwandi, salah satu pendiri Malaka Project.
Untuk itu, diperlukan guru yang berkualitas, jaminan sosial yang layak, dan asesmen yang tepat bagi para pendidik.
Ferry menyampaikan hal itu dalam INSIGHT Talks episode “Menuntut Ilmu di Negara +62” yang dipandu oleh Axel Acjoo dan Andreas pada Jumat (12 Juli 2024).
Ia juga menambahkan, segala hambatan di dunia pendidikan, seperti tingkat literasi, rendahnya partisipasi pendidikan, judi online, dan lain-lain juga harus bisa diatasi.
“Langkah ke sana akan semakin berat jika hambatan-hambatan ini tidak diatasi,” ujarnya.
Program talk show Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK tersebut diikuti sebanyak 445 peserta secara daring. Hadir pula sebagai narasumber kedua yaitu Erlangga Kharisma dari Direktorat Jejaring Pendidikan KPK.
Menurut Ferry, bangsa Indonesia perlu sikap optimistis untuk mewujudkan visi Indonesia Emas. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini memberikan peluang besar untuk meraihnya.
Oleh karenanya, pemerintah Indonesia perlu fokus pada kerja-kerja peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan memastikan adanya infrastruktur yang memadai serta kebijakan yang tepat.
Kesenjangan pendidikan
Sementara itu Erlangga atau biasa disapa Erlo menyoroti korupsi sebagai tantangan terbesar dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurutnya, pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas utama agar sumber daya yang ada bisa digunakan dengan efektif untuk mencapai visi Indonesia Emas.
Selain menyoroti tindak korupsi dalam dunia pendidikan, Erlo juga menyoroti kesenjangan pendidikan antara kota dan desa, terutama di daerah terpencil. Erlo berbagi pengalaman tentang masih adanya kepala desa yang buta huruf dan harus mengelola dana desa yang besar.
"Hal ini menunjukkan betapa jauhnya level pendidikan antara di kota dan di daerah 3T," ujar Erlo.
Ferry dan Erlo memberikan beberapa saran yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia:
Pertama, mengubah pola pikir dan kebijakan
Ferry menyebutkan pendidikan harus dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan, bukan semata-mata untuk menjadi kaya.
"Pembuat kebijakan pendidikan harus lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak tergesa-gesa dalam mengimplementasikan perubahan," tuturnya.
Kedua, peran generasi muda
Untuk meningkatkan pendidikan di era digital, Ferry menyarankan agar generasi muda membuat konten positif yangmenyeimbangkan narasi negatif di media sosial. "Itu langkah paling mudah," ujarnya.
Adapun Erlo menambahkan, generasi muda harus memulai dari diri sendiri dengan menyelesaikan pendidikan dan berprestasi sebagai contoh bagi masyarakat. “Kita bikin konten yang mendidik, tapi kita sendiri kurang, ya masyarakat juga enggak akan percaya,” jelas Erlo.
Meski menghadapi banyak tantangan, peluang tetap terbuka lebar untuk mencapai Indonesia Emas dengan memanfaatkan bonus demografi, memberantas korupsi, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Peran generasi muda, pendidik, dan pembuat kebijakan sangat krusial dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan kerja keras dan komitmen bersama, impian Indonesia untuk menjadi negara maju bukanlah hal yang mustahil, #KawanAksi! *