PERNAH dengar kata “prokrastinasi”? Jika belum pernah, kata ini berasal dari bahasa Inggris procrastinate (menunda-nunda), procrastination (penundaan). Pendek kata, prokrastinasi adalah tindakan menunda kegiatan atau sesuatu yang harusnya dikerjakan.
Namun, setiap tindakan menunda-nunda belum tentu tergolong prokrastinasi. Mereka yang termasuk tipikal tersebut, seringkali karena merasa bahwa sesuatu yang dikerjakan itu “tidak menyenangkan” atau “membosankan”.
Beberapa peneliti
mendefinisikan prokrastinasi sebagai “bentuk kegagalan dalam mengatur diri yang ditandai penundaan tugas secara tidak rasional meski berpotensi memiliki konsekuensi negatif.”
Di era sekarang biasanya mereka yang menunda pekerjaan atau tugas cenderung mengalihkan pada aktivitas sepele, seperti melihat linimasa media sosial, menonton YouTube, berselancar di internet, menonton TV, bikin status Facebook, belanja daring, dan lain-lain.
Orang-orang yang tergolong “penunda kronis” biasanya cenderung menghindari tugas-tugas sulit dan mungkin sengaja mencari alasan.
Mereka sebetulnya sadar akan tindakan dank konsekuensinya, “Tapi, mengubah kebiasaan mereka butuh upaya lebih besar dibanding menyelesaikan tugas di depan mereka,” tulis
Psychology Today.
Para penunda tersebut juga cenderung “membuat kebiasaan bekerja di menit-menit terakhir.”
Penyebab prokrastinasi
“Alasan mengapa orang-orang sekarang lebih menunda-nunda karena kita mudah terganggu oleh ponsel kita dan teknologi lain yang bergetar, berbunyi bip, atau berdengung," kata Larry Rosen, profesor emeritus psikologi California State University juga penulis buku
The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World, dikutip dari
Forbes Health.
Sebuah penelitian, menurut Larry, menunjukkan, rata-rata orang menyentuh ponselnya sekitar 2.600 kali sehari. Namun, teknologi informasi bukanlah satu-satunya yang menyebabkan orang-orang menunda pekerjaan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menunda-nunda tugas, yakni:
- Merasa cemas. Kecemasan yang disebabkan karena stres pikiran. Ketika stres, mereka menganggap itu pertanda ancaman sehingga memunculkan respon emosional berupa kecemasan. Inilah yang akhirnya menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi.
- Minimnya self-depreciation. Tidak adanya penghargaan terhadap diri sendiri juga menjadi penyebab seseorang melakukan prokrastinasi. Mereka akan menyalahkan dirinya sendiri untuk hal yang tidak penting bahkan merasa kesulitan menyusun rencana.
- Melebih-lebihkan banyaknya waktu yang tersisa untuk mengerjakan pekerjaan.
- Berasumsi bahwa mereka harus dalam kerangka berpikir yang benar sebelum mengeksekusi kerja—terlihat seperti tipikal perfeksionis.
5 jenis-jenis prokrastinasi
Ada lima jenis penundaan, menurut Obehi Alofoje, psikolog dan pakar produktivitas tempat kerja, antara lain:
- Mencari sensasi. "Beberapa orang menunda-nunda karena mereka menyukai adrenalin yang menunggu sampai menit terakhir," kata Alofeje.
- Perfeksionisme. Perfeksionisme bisa menjadi bentuk penundaan. "Seseorang mungkin menunda mengirim email penting karena mereka ingin membacanya berulang kali," katanya. Orang-orang seperti ini ingin terlihat sempurna.
- Menghindar. "Jenis penundaan ini yaitu karena Anda tidak yakin dan pandai dalam sesuatu, jadi Anda menundanya," kata Alofoje.
- Head-in-the-sand. Alasan lain mengapa beberapa orang menunda-nunda hanya karena mereka sebetulnya tidak ingin melakukan sesuatu. "Ini disebut 'head-in-the-sand procrastination' karena itu seseorang mengubur kepala mereka di pasir berpura-pura seperti tugas itu tidak ada," jelas Alofoje.
- Gangguan. "Saya menyebut jenis penundaan ini 'shiny object syndrome’ karena melibatkan gangguan lain, yang menarik perhatian dari tugas yang harus dilakukan," catat Alofoje. Misal, terganggu notifikasi pesan teks, lalu menghabiskan waktu yang lama di ponsel alih-alih menyelesaikan tugas
Cara mengalahkan prokrastinasi
Sikap mengulur-ulur waktu seperti ini tentunya sangat bertentangan dengan nilai integritas karena itulah wajib untuk di atasi dengan 3 dari 9 nilai integritas yang dikenalkan oleh KPK yaitu:
- Disiplin. Biasanya, orang yang suka menunda pekerjaan tidak memiliki kedisiplinan dalam dirinya. Mereka dengan santainya akan menunda pekerjaan dan mengatakan masih ada hari esok. Padahal, perilaku seperti ini sangat bertentangan dengan integritas. Oleh karena itu, cobalah untuk hidup lebih disiplin, dimulai dari awal bangun (bangun lebih pagi, berangkat ke sekolah, tempat kerja, dan lainnya lebih awal), melakukan pekerjaan dengan baik dan tidak menunda melakukannya.
- Tanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai bentuk kesanggupan seseorang dalam memikul risiko terhadap segala sesuatu. Sikap satu ini sangat penting untuk dimiliki agar mereka juga cepat menyelesaikan pekerjaan.
- Jujur. Jujur juga berarti tidak curang dan melakukan sesuatu berdasarkan pada peraturan yang sudah ditetapkan. Sifat ini adalah dasar dari sebuah kepercayaan. Apabila sekali dapat dipercaya, maka orang lain akan mempercayai kita ke depannya.
Selai itu, ada beberapa resep yang direkomendasikan Alofoje dan Dr. Rosen untuk mengatasi prokrastinasi:
- Cari tahu "mengapa." Pertama-tama penting untuk mencari tahu mengapa #KawanAksi menunda-nunda. Jika menyadari bahwa menunda sesuatu karena #KawanAksi takut gagal, dapat mencari tahu siapa yang dapat memberi bantuan.
- Kerjakan saat energi tinggi. Menyusun daftar tugas Anda berdasarkan kapan #KawanAksi memiliki energi paling banyak, Mulailah dari hari ketika Anda memiliki energi paling banyak untuk melakukan tugas-tugas yang paling membutuhkan konsentrasi. Kemudian, gunakan bagian hari ketika Anda memiliki energi paling sedikit untuk melakukan tugas yang paling mudah.
- Visualisasikan tujuan akhir. "Ingat mengapa Anda melakukan tugas sejak awal," kata Alofoje dan Dr. Rosen. Jika #KawanAksi menunda membersihkan kamar mandi, misalnya, pikirkan betapa bagusnya itu setelah pekerjaan itu selesai dilakukan.
- Atur jeda teknologi. Bagi mereka yang terganggu oleh teknologi, Dr. Rosen merekomendasikan mengagendakan "jeda teknologi". "Anda dapat melatih kemampuan otak untuk fokus jangka waktu yang lebih lama," katanya. Berlatihlah untuk fokus selama 15 menit, lalu latihlah secara bertahap untuk memperpanjang jumlah waktu fokus.
Yuk, sama-sama belajar integritas bersama ACLC KPK! [*]