Jangan resah jika nama #KawanAksi tidak masuk DPT. #KawanAksi tetap bisa memilih dengan datang ke TPS setempat pada pukul 12.00-13.00 dengan membawa KTP-el.
Berpartisipasilah dalam pesta demokrasi lima tahunan ini dengan tidak golput dan menjadi pemilih cerdas—menolak segala politik uang dan pilih kandidat berintegritas.
Jika #KawanAksi masih bingung menentukan pilihan, pertimbangan berikut ini bisa dilakukan:
Menjadi capres/cawapres, caleg, atau calon kepala daerah, para kandidat masuk partai politik. Oleh karenanya, #KawanAksi bisa menilai kandidat melalui partai politik yang mengusungnya. Parpol yang berintegritas pasti tercermin dalam program dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
KPK mendorong agar parpol menerapkan SIPP (Sistem Integritas Partai Politik) untuk menciptakan kader politik yang berkualitas dan berintegritas. Pilihlah parpol, salah satunya, yang konsen terhadap pemberantasan korupsi, bukan partai yang permisif terhadap pelanggaran hukum dan etika.
Perlu #KawanAksi ketahui, bahwa bekas napi korupsi masih boleh mendaftarkan diri menjadi caleg. Ketentuan ini berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor 30 P/HUM/2018 dan putusan Mahkamah Konstitusional (MK) MK Nomor 87/PU-XX/2022. Disebutkan, bekas napi korupsi boleh mencalonkan diri, tapi tidak boleh menutup-nutupi fakta bahwa mereka pernah terjerat kasus korupsi di masa lampau.
Berdasarkan
riset ICW, dalam Daftar Calon Tetap Calon Anggota Legislatif Pemilu 2024 terdapat bekas napi korupsi yang juga
nyaleg. Total terdapat 27 caleg DPR RI, 22 caleg DPRD kota/kabupaten provinsi, dan 7 caleg DPD RI. Informasi seperti ini penting menjadi pertimbangan bagi pemilih. Jangan sampai #KawanAksi tidak memiliki informasi rekam jejak dari para kandidat.
Setiap peserta pemilu pasti menggunakan berbagai strategi untuk memperkenalkan diri dan membangun citra di masyarakat.
Biasanya mereka melakukan temu massa di lapangan atau gedung, sambil menyebarkan kaos/topi, atau sembako. Selain itu, para kandidat juga mengikuti sesi debat antarkandidat. Melalui sesi ini, #KawanAksi bisa mendapatkan informasi dari pandangan para kandidat, sehingga sudah bisa menentukan siapa kandidat yang ingin dicoblos.
Jika di lapangan, kandidat-kandidat politik atua tim suksesnya berbagi uang atau bansos, sebaiknya hindari untuk memilihnya. Politik uang merupakan induk dari korupsi. Saat belum terpilih saja berupaya menyuap untuk mendapatkan suara, bagaimana saat mendapatkan jabatan yang diinginkan?
Berita-berita penangkapan pejabat baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif karena kasus korupsi, seharusnya bisa menjadi pertimbangan #KawanAksi untuk memilih para kandidat yang berintegritas. *