“JANGAN asal pilih,” ujar Wawan Wardiana.
Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK itu mengingatkan agar pemilih muda tidak sebatas ikut-ikutan keluarga, teman, atau orang lain saat memilih pemimpin pada Pemilu 2024.
“Mulai sekarang ketika akan memilih calon pemimpin harus mulai menggunakan pikiran,” tuturnya dalam webinar INSIGHT episode ke-13 bertajuk “Blind Dates: Sebelum Kamu Memilih yang Terbaik”, Jumat (11 Agustus 2023).
Generasi muda memiliki hak memilih terbesar dalam hajatan politik tahun depan. Data Komisi Pemilihan Umum menyebutkan sekitar 55 persen pemilih adalah kaum muda.
Menurut Wawan, sebelum menentukan pilihan sebaiknya mencari tahu rekam jejak, latar belakang atau profil kandidat. Apalagi di era sekarang penelusuran profil tidaklah sulit karena sudah terbantu informasi di media digital.
KPK mendorong agar generasi muda menjadi pemilih berintegritas, salah satunya, menjadi bagian dari gerakan #HajarSeranganFajar.
“Serangan fajar” ialah istilah yang digunakan untuk penyebutan politik uang dalam rangka membeli suara yang dilakukan oleh satu atau beberapa orang dengan tujuan untuk memenangkan calon yang akan menduduki posisi sebagai pemimpin politik.
“Dengan gerakan #HajarSeranganFajar ini, kami sebagai tim KPK ingin coba menyadarkan ke masyarakat dengan berbagai cara supaya ke depan ketika dihadapkan pada tindakan serangan fajar, kita bisa menolak dan berani melaporkan oknum tersebut,” ucap Wawan.
Webinar yang juga menghadirkan Abigail Limuria, co-founder What Is Up Indonesia dan bijakmemilih.id tersebut diikuti antusias oleh 290 #KawanAKSI.
Abigail memberikan saran kepada pemilih muda untuk lebih hati-hati dalam membuat keputusan pada pemilu mendatang. “Pilihan itu bukan asal memilih saat pemilu, tetapi memilih calon pemimpin yang bisa dipertanggungjawabkan dan berdasarkan data,” katanya.
Abigal menciptakan platform yang dapat diakses publik untuk mengetahui kepedulian publik terhadap isu-isu strategis, seperti iklim, hak-hak sipil, lapangan kerja, hak-hak minoritas, pendidikan, dan kesehatan.
“Perlu diingat bahwa demokrasi yang kita miliki saat ini dulunya diperjuangkan secara mati-matian. Jadi, jangan disia-siakan kesempatan ini. [Generasi muda harus, red] ikut ambil peran sebagai warga yang tinggal di negara demokrasi. Be proud dan ambil kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab,” kata Abigail.