Tips Agar Tidak Jadi Orang yang Toxic: Pertahankan Nilai Integritas!

AKSI / TIPS AGAR TIDAK JADI ORANG YANG TOXIC: PERTAHANKAN NILAI INTEGRITAS!

13 JULI 2022

Sikap toxic yang melekat pada seseorang akan sangat merugikan orang lain dan mengganggu dinamika pekerjaan di kantor. Jika ditilik lebih jauh, sikap ini muncul karena minimnya nilai-nilai integritas pada diri seseorang.

Isu ini menjadi pembahasan dalam webinar INSIGHT - Inspirasi Gaya Hidup Berintegritas pada akhir bulan lalu yang mengambil tema "Toxic Relationship in Office". Webinar ini menghadirkan Amir Arief, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi, dan Zivanna Letisha, presenter, model, dan Puteri Indonesia 2008, sebagai pembicara.

Baik Amir dan Zivanna sepakat seseorang dengan sifat toxic akan memberikan pengaruh buruk bagi orang lain. Orang yang toxic suka sekali bergosip, selalu mengeluh, dan memprovokasi orang lain. Zivanna mengatakan, seorang yang toxic akan membuat lingkungan kerja menjadi tidak menyenangkan.

"Orang yang punya bakat toxic justru mereka yang punya insecurity tinggi. Orang semacam ini bisa jadi bad influence untuk kita," kata perempuan yang akrab disapa Zizi ini.

Sementara Amir menggambarkan orang yang toxic seperti Dementor, makhluk gaib yang mengisap jiwa-jiwa manusia dalam film Harry Potter. "Seorang yang toxic menyebabkan kegembiraan kita bekerja menjadi hilang, energi kita terkuras, perusak kebahagiaan orang lain, seperti Dementor," kata Amir.

Sifat toxic lainnya yang disampaikan Amir adalah suka mengeksploitasi bawahan atau koleganya, berlaku curang, dan menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Sikap-sikap ini, kata Amir, muncul karena nilai-nilai integritas yang tidak tertanam dalam diri seseorang.

KPK telah menetapkan sembilan nilai integritas, yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras. Dengan mempertahankan sembilan nilai integritas dalam diri, seseorang dapat terhindar dari sikap toxic yang merugikan.

"Perilaku toxic beririsan dengan nilai-nilai integritas. Kalau tidak ada sifat jujur, berlaku curang, dan tidak peduli, maka terjadilah perilaku toxic," kata Amir.

Menghadapi Orang Toxic

Jika sudah jengah dengan perilaku toxic di tempat kerja, menurut Zizi mengundurkan diri adalah pilihan terakhir. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membicarakan hal itu dengan orang-orang yang berwenang di kantor.

"Kita harus membicarakannya, setiap orang harus diberikan kesempatan kedua. Setelah dilakukan berbagai negosiasi namun ternyata gagal, barulah abandon the ship," kata Zizi.

Amir mengatakan, seseorang harus berani mengadukan perilaku toxic kepada atasannya di kantor. Kondisi itu juga bisa dilaporkan ke pihak lain, seperti internal auditor atau inspektorat jika terjadi di lingkungan instansi pemerintahan.

"Nomor satu yang harus dilakukan adalah menyuarakannya, harus berani. Salah satu nilai integritas adalah berani. Itu adalah mekanisme pertahanan kita yang pertama," ujar Amir.

Selain memegang teguh nilai integritas, Amir juga menasihati untuk terus memberikan vibe yang positif agar tidak menjadi orang yang toxic. Seseorang harus memberikan teladan yang baik sehingga bisa menjadi contoh bagi orang-orang di sekitarnya.

"Jika kamu kesulitan mencari teladan, maka jadilah teladan tersebut. Setelah menjadi role model, maka pelan-pelan kita bisa menanamkan sembilan nilai integritas," kata Amir lagi.

----

Webinar INSIGHT episode kedua bisa disaksikan di Youtube ACLC KPK pada tautan ini.